Senin, 15 Februari 2010

Tidak Bisa Lepas Dari TV

Herlita Jayadiyanti

Lagi2 televisi, banyak orangtua yang mengeluhkan anaknya yang “kecanduan TV”, sulit
sekali melepaskan anak dari ketergantungan pada benda yang satu ini. Bahkan anak yang sulit bangun sekalipun akan bangun dengan cepat begitu mendengar soundtrack film kartun kesayangannya.

Kenapa anak kecanduan nonton tanyangan di Televisi?

Mencontoh orangtua
Kadang orangtua memang perlu instrospeksi diri sebelum menjatuhkan kesalahan pada anak. Coba Ibu atau bapak ingat2 berapa jam waktu yang dihabiskan dalam sehari untuk nonton TV? Kalau orangtua lebih suka nonton TV daripada baca buku atau beraktifitas bersama anak, maka jangan heran kalau anak juga memilih TV sebagai kegiatan utamanya. Ingat loh anak usia dini peniru ulung.

Tidak ada pilihan kegiatan
Karena khawatir anak bermain diluar dengan teman yang belum tentu baik dan pergaulan yang belum tentu benar, orangtua lalu merasa lebih aman jika anaknya bermain didalam rumah. Sayangnya tindakan ini tidak dibarengi dengan beragam aktifitas indoor yang edukatif akibatnya ya larinya ke TV juga.

Kebiasaan
Biasanya karena ingin anak tenang saat makan, orangtua lalu menyetel TV. Lama2 secara tidak sadar anak lalu terikat pada TV.

Lalu bagaimana sebaiknya orangtua bersikap ?

Jadi teladan
Orangtua yang lebih memilih membaca buku atau berinteraksi dengan anak diwaktu luangnya daripada nonton TV bisa menjadi teladan atau contoh bagi anak untuk melakukan hal yang sama. Akan mudah bagi kita melarang anak nonton TV jika kita juga tidak menonton TV. Ingat loh anak usia dini itu kritis, jika kita melarang nonton TV tapi kita sendiri nonton TV anak pasti akan protes “ kok…kalo mama atau papa boleh sih…..”

Berikan alternatif kegiatan lain
Alternatif kegiatan didalam rumah sebagai pengganti TV gak harus mahal kok, bisa sederhana dan murah tergantung kreativitas kita. Bisa dengan membaca buku, menggambar, bermain puzzle atau melakukan hal2 yang jarang dilakukan tapi asik buat anak2 seperti beres2 kamar, merapikan rak sepatu, mencuci piring, masak atau yang lainnya. Dari hal2 sederhana ini banyak loh yang bisa diperoleh anak. Salah satunya melatih otot2 jari tangan atau motorik halus.

Latih anak bersosialisasi
Dorong anak untuk bermain bersama teman2 nya, jika kita khawatir boleh juga mengajak teman2 main kerumah. Intinya adalah mengajarkan anak untuk mengembangkan kemampuan sosialisasinya. Kemampuan sosialisasi penting agar anak mudah beradaptasi nantinya.

Buat jadwal aktivitas harian anak
Sama dengan jadwal sekolah, jadwal tidur siang, jadwal belajar maka nonton TV pun ada jadwalnya. Tidak setiap saat bisa dengan mudah menyalakan TV tapi harus ada waktunya misalnya setelah mandi sore atau setelah belajar. Jadwal dibuat bersama dengan anak itu lebih baik agar anak merasa keberadaannya dihargai.

Batasi waktu nonton
Walaupun sudah terhadwal bukan berarti lalu bisa lama2 didepan TV ya, tetap ada aturan waktu yang harus diikuti. Agar lebih mudah, patokannya tidak lebih lama dari waktu yang digunakan anak untuk belajar. Kalau pada hari sekolah sehari nonton TV 2 jam karena belajarnya 2 jam maka ketika libur boleh ditambah 1 jam ( jangan lalu karena libur boleh nonton dari pagi sampai malam ya, bisa2 kita akan kesulitan dalam menegakkan disiplin). Ketika nontonpun tetap dampingi anak dan pilihkan tayangan2 yang memang bermanfaat dan cocok untuk usianya.

Konsisten
Konsisten gak hanya buat anak tapi juga buat diri kita sendiri. Kalau anak hanya boleh nonton TV selama 2 jam dijam sekolah maka dalam kondisi capek pulang kerja atau tidak tetap harus diingatkan. Jangan karena hari ini malas berdebat dengan anak lalu aturan jadi longgar. Jika kita hanya membolehkan anak nonton TV selama 2 jam maka jangan habiskan waktu kita berjam-jam didepan TV.

Letakkan TV pada tempat yang mudah diawasi
Jangan meletakkan TV ditempat yang sulit diawasi apalagi dikamar pribadi anak. Sebaiknya letakkan TV diruang keluarga sehingga mudah diawasi.

Sediakan waktu bersama anak
Agar anak tidak terfokus pada TV maka lakukan aktifitas bersama anak seperti makan bersama atau mengerjakan PR. Sisa waktu juga bisa digunakan untuk ngobrol sehingga makin mempererat hubungan anak dengan orangtua.

Ada konsekuensi
Jika anak melanggar kesepakatan yang sudah dibuat, maka jangan segan2 memberi sanksi. Bukan hukuman ya tapi lebih pada konsekuensi agar anak belajar bahwa aturan memang harus ditaati. Bisa dengan mengurangi jam nonton dalam sehari jadi satu jam saja atau tidak boleh nonton TV selama seminggu jika pelanggarannya berat.

Semoga bermanfaat.

Powered By Blogger
Template by layout4all