Rabu, 23 Desember 2009

Mengajak anak berbelanja

Hasanah Safriyani,Psi

Saat mau berbelanja, terkadang menjadi dilemma bagi orang tua. Mau mengajak, atau tidak. Kalau tidak diajak, kasihan kalau hanya ditinggal di rumah sementara kita asyik belanja. Kalau diajak, khawatir si kecil di sana minta macam-macam, yang kalau tidak dituruti ngamuk dan akhirnya acara belanja jadi kacau, lalu harus bagaimana ?
Manfaat Anak Ikut Belanja
Sebelum memutuskan apakah akan mengajak anak atau tidak saat berbelanja, silahkan simak dulu keuntungan yang didapat anak kalau ikut berbelanja bersama kita, antara lain;
Menambah wawasan
Belanja di manapun: di supermarket, di pasar tradisional, di toko furniture, pasar hewan,dll, akan memberikan tambahan informasi kepada anak. Semakin beragam variasi tempat belanja yang pernah dikunjungi akan semakin kaya juga pengalaman anak. Apalagi kalau sambil melihat-lihat orang tua memancing anak berpikir, misalnya ”Kok bisa seperti ya dhik? Kira-kira bagaimana ya cara membuatnya?”
Membangun kemampuan matematis
Dalam kegiatan belanja ada proses tawar menawar, transaksi antara penjual dan pembeli, serta batasan berapa rupiah yang bisa dibelanjakan. Ini bagus dalam membangun kemampuan matematis anak. Selain itu anak juga melihat contoh nyata pentingnya kemampuan hitung dalam kehidupan sehari-hari.
Membangun kemampuan literacy
Di toko/pasar kita bisa lihat benda dengan merk yang beragam. Anak bisa kita minta menyebutkan simbol apa itu. Orang tua juga bisa meminta anak mengambil benda sambil mengatakan ”ayo..bantu ayah mengambilkan sarden, yang gambarnya ikan, terus ada huruf S nya... Yang mana ya.....”
Membangun hubungan sosial
Berbelanja adalah saat kita bertemu dengan orang banyak, dan memungkinkan adanya interaksi dengan orang yang tidak kita kenal sebelumnya (penjual, penjaga toko, kasir, tukang parkir, dll). Anak akan belajar dari apa yang dilakukan orang tuanya. Selain itu anak juga mendapat peluang berinteraksi dengan anak lain yang ditemuinya saat itu
Hal-hal yang sering dikhawatirkan orang tua
Beberapa hal yang membuat orang tua enggan mengajak anak, adalah karena ada kekhawatiran terhadap hal-hal negatif, antara lain;
Anak minta macam-macam, sehingga anggaran membengkak
Anak hilang, lari-lari atau lepas dari pengawasan orang tua
Anak merengek meminta sesuatu
Anak ngambek atau ngamuk
Antisipasi yang dapat dilakukan
Pastikan keamanan dan kenyamanan anak
Pastikan anak selalu berada dalam pengawasan kita. Kalau perlu anak digandeng, terutama jika kita hanya berdua dengan anak. Jika pergi dengan pasangan, bisa bergantian mengawasi sementara yang satu konsentrasi dengan barang yang mau dibeli. Anak juga perlu diberi pemahaman untuk kemanan dirinya sendiri misalnya tidak jauh-jauh dari ayah-ibu, kalau sempat terpisah apa yang harus dilakukan. Kenyamanan anak juga perlu diperhatikan, penting membawa minum atau snack dan menggunakan pakaian yang nyaman. Terlalu lapar, haus, atau gerah bisa membuat anak gelisah dan tidak kooperatif.
Membuat kesepakatan dengan anak
Kesepakatan bisa mencakup batasan apa yang bisa dibeli anak. Bahkan anak yang lebih besar bisa kita beri ”jatah” berapa yang bisa ia belanjakan. Konsekuensinya, jika anak meminta sesuatu yang diluar kesepakatan atau melebihi ”jatah” kita harus konsisten, meskipun anak menangis atau ngambek tetap tidak kita berikan.
Apapun yang terjadi, hindari mempermalukan anak di depan umum.
Konsisten dengan kesepakatan kadang membuat anak bereaksi yang membuat kita emosi atau malu karena diperhatikan banyak orang. Terkadang ini memancing orang tua untuk memarahi, menghardik atau mengancam anak di muka umum. Akibatnya anak merasa malu dan semakin tidak kooperatif. Lebih baik jika orang tua mengajak anak duduk sampai tenang. Atau kalau kerumunan orang yang melihat membuat anak semakin panik, orang tua bisa mengangkat anak dan mengajak ke tempat yang lebih tenang. Maka untuk anak yang memiliki potensi mengamuk atau tantrum, sebaiknya ditemani minimal 2 orang dewasa sehingga proses ”evakuasi” lebih mudah. Yang pasti solusinya jelas bukan dengan menuruti mau anak, karena itu sama saja melanggenggkan kebiasaan buruk anak.
Melibatkan anak
Dengan melibatkan anak dalam ”memburu” benda yang sudah ada dalam daftar belanja kita, anak menjadi terfokus dengan kegiatan belanja. Ini mengurangi resiko anak berkeliaran sendiri atau sibuk dengan ”daftar belanjaan”nya sendiri. Sejak awal kondisikan anak untuk menjadi 1 tim dengan kita ”Nah, di sebelah sini kita mau cari kapas, tissue, pampers dan cotton buds. Kamu cari tissue ya...” . Kalau perlu barang yang diinginkan anak (snack, mainan atau ice cream) sudah disepakati sebelum berangkat, dan dimasukkan dalam daftar belanja kita sehingga mengurangi resiko tawar menawar terlalu lama dengan anak. Selamat berbelanja!!

Powered By Blogger
Template by layout4all